Bacaan:
Gal. 3:7-14;
Mzm. 111:1-2,3-4,5-6;
Luk. 11:15-26
Renungan:
Seorang bapak dalam setiap pertemuan doa lingkungan atau pendalaman iman selalu bilang, "Pokoknya... seharusnya..." Dengan kata-kata tersebut ia ingin perkataannya tak terbantahkan. Ia seolah yakin bahwa imannya telah kokoh jika sudah bilang seperti itu. Begitulah jika seseorang menanam iman seperti memancang tiang listrik dalam-dalam. Namun ia tidak bisa tumbuh.
Beda dibanding jika iman itu kita tanam seperti menanam biji. Begitu tumbuh, ia akan kita rawat baik-baik. Sebab kelak kita yakin bahwa pohon itu akan besar, rindang dan berbuah. Dia bisa menjadi peneduh. Buahnya bisa dinikmati oleh yang membutuhkan. Santo Paulus pun mengingatkan kita semua akan hidup di dalam iman. Hidup bukan berdasar apa yang kita lakukan, melainkan karena iman kepada Tuhan Yesus.
(Renungan Harian Mutiara Iman 2010, Yayasan Pustaka Nusatama)
Sumber: MIRIFICA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar