Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Sabtu, 23 Oktober 2010

Renungan Harian 24 Oktober 2010

Minggu 24 Oktober 2010

Bacaan:

Sir. 35:12-14,16-18;
Mzm. 34:2-3,17-18,19,23;
2Tim. 4:6-8,16-18;
Luk. 18:9-14
Renungan

Selama kepemimpinan Paus Yohanes Paulus II, beliau mencanangkan program re-evangelisasi di Eropa dengan strategi menginjili keluarga-keluarga. Krisis keagamaan yang terjadi di Eropa sumbernya adalah orang-orang modern kembali menjadi sangat rasional dan humanis dan efeknya manusia memiliki over-confident akan kemampuannya dan yakin tidak lagi membutuhkan campur tangan yang ilahi untuk menjadi bahagia. Orang-orang modern seperti ini mengalami kekeringan spiritual, menjadi materialistis, dan kurang memiliki rasa berdosa lagi.

Krisis spiritual-religius di dunia modern dimulai ketika rumah tidak lagi dipandang sebagai pusat kehidupan rohani, tetapi hanya sebagai tempat untuk menyimpan barang dan tidur, seperti hotel dan terminal.

Orangtua kehilangan peran sebagai sumber ajaran nilai baik rohani maupun budaya. Makan bersama saja tidak lagi menjadi agenda keluarga, apalagi doa dan kegiatan rohani lainnya. Di banyak keluarga di dunia modern ini, posisi Tuhan sudah digantikan dengan tokoh-tokoh publik seperti para pengusaha kaya, bintang olah raga dan film, para politikus, termasuk para dukun populer. Agama baru masyarakat modern adalah humanisme. Mereka masih berbuat baik seperti orang Farisi di dalam Injil hari ini, tetapi motif utamanya bukan lagi rasa syukur kepada Tuhan.

(Renungan Harian Mutiara Iman 2010, Yayasan Pustaka Nusatama)

Sumber: MIRIFICA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar